My World

WELCOME TO MY WORLD Jl. KH Mas Mansyur Bendan Gang Gotong Royong 1 No. 21, Pekalogan

Minggu, 09 Desember 2012

Student Centered Learning

                                                   PENDAHULUAN



Penekanan pada pembelajaran telah memungkinkan siswa untuk mengambil alternatif self-directed untuk belajar. Dalam kelas berpusat pada guru, guru adalah sumber utama untuk pengetahuan. Oleh karena itu, fokus belajar adalah untuk mendapatkan informasi seperti yang proctored kepada siswa, memberikan alasan tentang mengapa belajar hafalan atau menghafal catatan guru atau kuliah adalah norma beberapa dekade yang lalu. Di sisi lain, berpusat pada siswa kelas sekarang norma mana belajar aktif sangat dianjurkan. Siswa sekarang meneliti materi yang berkaitan dengan keberhasilan akademis dan produksi pengetahuan dipandang sebagai standar. Agar guru memfasilitasi kelas yang berpusat pada siswa, ia harus menjadi sadar akan berbagai latar belakang-nya atau peserta didik nya. Untuk itu, penggabungan praktek pendidikan seperti dalam Taksonomi Bloom dan Teori Howard Gardner mengenai teori kecerdasan. Beberapa diantaranya dapat bermanfaat bagi kelas yang berpusat pada siswa karena mempromosikan berbagai modus gaya belajar yang beragam, sehingga mengakomodasi gaya belajar bervariasi dari siswa.
Dalam makalah ini kami sedikit akan menjelaskan mengenai Student Centered Learning dan beberapa pendekatan dalam sistem tersebut. Dengan adanya makalah ini mudah-mudahan bisa memberikan sedikit gambaran tentang Student Centered Learning beserta dengan teori dan metode yang ada.







PEMBAHASAN
Student Centered Learning memungkinkan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses penemuan belajar dari sudut pandang otonom. Siswa menghabiskan waktu seluruh kelas membangun pemahaman baru tentang materi yang dipelajari dengan cara proaktif. Berbagai tangan-kegiatan yang diberikan dalam rangka untuk mempromosikan pembelajaran yang sukses. Unik, namun gaya belajar khas didorong dalam kelas yang berpusat pada siswa, dan menyediakan siswa dengan alat bervariasi, seperti tugas-dan belajar-sadar metodologi, menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi siswa untuk belajar. [1] Dengan menggunakan keterampilan belajar yang berharga, siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran seumur hidup, yang selanjutnya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas. Penentuan nasib sendiri teori berfokus pada sejauh mana perilaku individu adalah motivasi diri dan 'ditentukan sendiri'. Oleh karena itu, ketika siswa diberi kesempatan untuk mengukur pembelajaran mereka, belajar menjadi intensif. [2] Karena belajar dapat dilihat sebagai bentuk pertumbuhan pribadi, siswa didorong untuk memanfaatkan self-regulation praktek dalam rangka untuk merenungkan karyanya. Oleh karena itu, pembelajaran juga dapat konstruktif dalam arti bahwa siswa berada dalam kontrol penuh dari nya atau belajar nya. Selama beberapa dekade terakhir, pergeseran paradigma dalam kurikulum telah terjadi di mana guru bertindak sebagai fasilitator di kelas yang berpusat pada siswa.
Alasan Student Centered Learning harus diintegrasikan ke dalam kurikulum, antara lain :
1)      Memperkuat motivasi belajar siswa
2)      Meningkatkan komunikasi peer
3)      Mengurangi perilaku yang mengganggu
4)      Membangun hubungan guru-murid
5)      Mendorong penemuan / pembelajaran aktif
6)      Tanggung jawab untuk belajar sendiri
Beberapa pendekatan dalam Student Centered Learning
Strategi Pembelajaran Kooperative (Cooperative Learning)
A.    Ruang Lingkup dan Tujuan
Pembelajaran yang bernaung pada prinsip konstruktivisme, pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran dengan pembentukan suatu kelompok belajar yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat/sebaya tetapi heterogen kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, yang kesemuanya saling bekerja sama.
Tujuan pembelajaran kooperatif adalah disusun dalam usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dalam pengalaman sikap kepemimpinan, membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama dengan siswa yang berbeda. Jadi dalam cooperative learning siswa berperan ganda, yaitu sebagai siswa dan sebagai guru/tutor. [1]  
B.     Efek Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) memiliki efek yang sangat penting dan luas terhadap keragaman ras, satra, budaya, sosial, kemampuan dan ketidakmampuan.
Tiga efek utama dalam cooperative learning, antara lain :
a)      Efek terhadap perilaku kooperative.
Mayoritas orang sangat menjunjung tinggi perilaku kooperatif dan sangat percaya bahwa perilaku tersebut sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan, terutama dalam kegiatan ekstrakurikuler.
b)      Efek toleransi terhadap keanekaragaman.
Penelitian dari Johnson dan Johnson menunjukkan bahwa kooperatif learning tidsak hanya mempengaruhi toleransi dan penerimaan pada siswa berkebutuhan khusus, tetapi juga mendukung ntercapainya hubungan yang lebih baik diantara siswa-siswa dengan ras dan etnis yang beranekaragam.
c)      Efek pada prestasi akademik.
Selain membantu meningkatkan perilaku kooperatif dan toleransi bersamaan dengan itu, juga dapat membantu meningkatkan prestasi akademiknya. [2]
C.    Langkah Pembelajaran Kooperatif.
Terdapat enam langkah dalam penerapan pembelajaran kooperatif, antara lain:
1)      Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
2)      Menyajikan informasi
3)      Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok kooperatif
4)      Membimbing kelompok bekerja dan belajar
5)      Evaluasi
6)      Memberikan penghargaan [3]
D.    Variasi Dalam Model Pembelajaran Kooperatif.
1)      Students team division achievement (STAD)
2)      Tim ahli (Jigsaw).
3)      Investigasi Kelompok.
4)      Think Pair Share (TPS).
5)      Numbered Head Together (NHT). [4]
E.     Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
a)      Pembelajaran secara team.
b)      Berdasarkan managemen kooperatif.
c)      Kemauan untuk bekerja sama.
d)     Ketrampilan bekerja sama.
F.     Prinsip Pembelajaran Kooperatif
a)      Ketergantungan positif.
b)      Tanggungjawab perseorangan.
c)      Interaksi tatap muka.
d)     Partisipasi dan komunikasi.
e)      Prosedur pembelajaran kooperatif.
f)       Penjelasan materi.
g)      Belajar dalam kelompok.
h)      Penilaian.
i)        Pengakuan tim. [5]
G.    Keunggulan Pembelajaran Kooperatif
1.      siswa dapat mandiri dalam berfikir dan menemukan informasi
2.      siswa dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan pendapat, ide, gagasan
3.      menumbuhkan sikap respek dan toleransi
4.      membantu memberdayakan siswa untuk bertanggung jawab dalam belajar
5.      membantu meningkatkan prestasi akademik, klehidupan sosial, tenggang rasa, harga diri, hubungan interpersonal, ketrampilan manajemen waktu
6.      meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
7.      siswa dapat meningkatkan penggunaan informasi dan pengaplikasian pada kenyataan.
8.      Meningkatkan motivasi dan stimulus untuk berfikir.
H.    Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
1.      Dalam memahami dan mengerti SPK dibutuhkan waktu yang panjang.
2.      Harus ada timbal balik dalam pembelajaran kooperatif
3.      Penilaian didasarkan pada hasil kerja kelompok
4.      Dalam membangun kesadaran kelompok dibutuhkan waktu yang panjang. [6]


Strategi pembelajaran berbasis masalah (Problem Bassed Learning)
A.    Ruang Lingkup dan Tujuan SPBM
Pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini berusaha membantu siswa untuk memproses informasi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.
B.     Fitur Khusus SPBM
Para pengembang PBL, Cognition and Technology Group mendeskripsikan bahwa model instruksional ini memiliki fitur sebagai berikut :
1)      Pertanyaan atau masalah perangsang
2)      Fokus interdisipliner
3)      Investigasi autentik
4)      Produksi artefak dan exhibit
5)      Kolaborasi
C.    Manfaat SPBM
Menurut Sudjana, manfaat khusus dari pembelajaran ini adalah peran guru untuk mambantu para siswa merumuskan tugas-tugas dan bukan menyajikan tugas pengajaran. Objek dari pembelajaran ini bukan berasal dari buku, melainkan dari sumber masalah yang ada disekitarnya.
D.    Langkah Pelaksanaan SPBM
Siswa perlu memahami bahwa maksud dari strategi PBL adalah untuk belajar tentang cara menyelidiki permasalahan yang dihadapi dan berusaha menjadi pembelajar yang mandiri.
Terdapat lima langkah utama dalam strategi PBL, antara lain :
1)      Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa.
2)      Mengorganisasikan siswa untuk meneliti.
3)      Membantu investigasi mandiri dan kelompok.
4)      Mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit.
5)      Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah. [7]
John Dewey seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika menjelaskan 6 langkah, antara lain :
1.      Merumuskan masalah.
2.      Menganalisis masalah.
3.      Merumuskan hipotesis.
4.      Mengumpulkan data.
5.      Pengujian hipotesis.
6.      Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah. [8]
E.     Variasi dalam SPBM
a)      Tugas-tugas perencanaan.
b)      Tugas interaktif.
c)      Lingkungan belajar dan tugas manajemen.
d)     Assesmen dan evaluasi.[9]
F.     Keunggulan SPBM
1.      Problem solving merupakan teknik yang baik dalam memahami isi pelajaran
2.      Dapat menantang kemampuan siswa dan memberikan kepuasan dalam menemukan pengetahuan baru
3.      Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa
4.      Membantu siswa dalam transfer of knowledge untuk memahami permasalahan kehidupan nyata.
5.      Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis dan menyesuaikan diri dengan pengetahuan baru.
6.      Memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat mengaplikasikan pengetahuan baru.
7.      Dapat mengembangkan minat siswa untuk terus belajar, secara formal dan nonformal.
G.    Kelemahan SPBM
1.      Saat siswa tidak memiliki minat dan rasa percaya diri, maka mereka enggan untuk mencoba dan mempelajarinya.
2.      Keberhasilan SPBM membutuhkan waktu yang relatif lama untuk persiapannya.
3. Tanpa adanya pemehaman dasar tentang permasalahan tersebut, maka siswa tidak akan berusaha mempelajarinya. [10]
Pembelajaran Aktif (Active Learning)
A.    Ruang Lingkup dan Tujuan
Active Learning dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang.
Dari pengertian diatas, maka diperoleh dua aspek utama Active Learning , yaitu : Pertama, dipandang dari sisi proses pembelajaran, Active Learning menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal, artinya Active Learning menghendaki keseimbangan antara aktivitas fisik, mental, termasuk emosional dan aktivitas intelektual, dan Kedua, dipandang dari sisi hasil belajar Active Learning menghendaki hasil belajar yang seimbang dan terpadu antara kemampuan intelektual (kognitif), sikap (afektif), dan ketrampilan (psikomotorik).
Tujuan utama dari Active Learning adalah membentuk siswa yang cerdas, bersikap positif, dan terampil. Selain itu juga terdapat tujuan khusus dari pendekatan  Active Learning, yaitu : Meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih bermakna dan Mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh siswa.[11]




B.     Faktor yang mempengaruhi keberhasilan Active Learning
Keberhasilan penerapan Active Learning dalam proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1)      Guru, meliputi : aspek kemampuan guru, sikap profesionalisme, latar belakang dan pendidikan guru, serta pengalaman mengajar.
2)      Sarana belajar, meliputi : Ruang kelas, Media dan sumber belajar.
3)      Lingkungan belajar.[12]
C.    Model pembelajaran aktif
·         Model Berbagi Pengalaman.
·         Model Kartu Arisan.
·         Model Example Non Example.
·         Model Picture And Picture.
·         Model Cooperative Script.
·         Model Numbered Head Together (NHT).
·         Model Artikulasi.
·         Model Mind Mapping.
·         Model Make a Match.
·         Model Debat.
·         Model Role Playing.
·         Model Talkingstick.
·         Model Bertukar Pasangan.
·         Model Snowball Throwling.
·         Model Student Facilitator and Expalining.
·         Model Course Review Horay.
·         Model Explisit Instruction.
·         Model Cooperative Integrated Reading And Composition.
·         Model Inside Outside Circle.
·         Model Tebak Kata.
·         Model Word Square.
·         Model Scramble.
·         Model Take And Give.
·         Model Concept Sentence. [13]
Metode pembelajaran yang dapat diintegrasikan dengan Active Learning, antara lain :
·         Metode Audio-Visuals.
·         Metode Curah Pendapat.
·         Metode Studi Kasus.
·         Metode Demonstrasi.
·         Metode Penemuan.
·         Metode Jigsaw.
·         Metode Kegiatan Lapangan.
·         Metode Ceramah.
·         Metode Diskusi Kelompok.
·         Metode Pembicara Tamu.
·         Metode Tulis Berantai.
·         Metode Debat.
·         Metode Bermain Peran.
·         Metode Simulasi.
·         Metode Tugas Proyek.
·         Metode Presentasi.
·         Metode Penilaian Sejawat.
·         Metode Bola Salju.
·         Metode Kunjung Karya.[14]  
Strategi Pembelajaran Inkuiri
Ruang Lingkup dan Tujuan
Strategi Pembelajaran Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
Tujuan dari SPI adalah Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari permasalahannya dan diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Ketiga, mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir (SPPKB)                       
Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir (SPPKB) adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berfikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan.
Kandungan dari pengertian diatas, antara lain :
1.      SPPKB adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berfikir siswa, artinya diharapkan siswa memiliki pengembangan ide, gagasan, pemikiran melalui kemampuan berbahasa secara verbal.
2.      Telaah fakta-fakta atau pengalaman anak merupakan dasar pengembangan kemampuan berfikir, artinya pengembangan kemampuan berfikir didasarkan pada pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari atau berasal dari hasil pengamatan yang dialami oleh anak.
3.      Sasaran akhir SPPKB adalah kamampuan anak untuk memecahkan masalah sosial sesuai dengan taraf perkembangan anak.
Pemikiran merupakan proses dari Otak dalam mengakses informasi, untuk menciptakan pola pemikiran Representatif. Sumber Pemikiran, antara lain :
1)      Bahasa Simbolik (gambar, simbol, suara, perkataan, musik, video).
2)      Pengetahuan tidak langsung (model mental, pola fisik, perasaan).
3)      Sensasi Langsung (sentuhan, pemandangan, suara alamiah, pengalaman).[15]
Karakteristik SPPKB
1.      Proses pembelajaran melalui SPPKB menekankan kepada proses mental siswa secara maksimal.
2.      SPPKB dibangun dalam nuansa dialogis dan proses tanya jawab secara terus menerus, diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa.
3.      SPPKB adalah model pembelajaran yang menyandarkan pada dua sisi penting, yaitu : sisi proses dan hasil belajar.
Tahapan-tahapan dalam SPPKB
·         Tahap Orientasi
·         Tahap Pelacakan
·         Tahap Konfrontasi
·         Tahap Inkuiri
·         Tahap Akomodasi
·         Tahap Transfer
Faktor yang mempengaruhi pemikiran, antara lain :
1)      Lingkungan.
2)      Keinginan atau Kemauan.
3)      Pengalaman Hidup.
4)      Gen.
5)      Pilihan Hidup. [16]
Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Asas-asas dalam Strategi Pembelajaran CTL
·         Konstruktivisme
·         Inkuiri
·         Questioning (bertanya)
·         Learning Community
·         Modeling
·         Reflection
·         Authentic Assesment
Pembelajaran Nyata (Authentic Learning)
Menurut definisi, "belajar otentik" berarti pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata dan proyek-proyek dan yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi dan membahas masalah-masalah ini dengan cara yang relevan untuk mereka.
Pembelajaran otentik (Authentic Learning) adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa menggali, mendiskusikan, dan membangun secara bermakna konsep-konsep dan hubungan-hubungan, yang melibatkan masalah nyata dan proyek yang relevan dengan siswa (Donovan, Bransford & Pallegrino, 1999). Istilah ‘otentik’ berarti asli, sejati, dan nyata (Webster’s Revised Unabridged Dictionary, 1998). Pembelajaran ini dapat digunakan untuk siswa pada semua tingkatan kelas, maupun siswa dengan berbagai macam tingkat kemampuan.
Kelebihan Authentic Learning
a)      Siswa tidak merasa jenuh terhadap pembelajaran karena pembelaaran dapat terjadi dimana saja.
b)      Siswa mempunyai keterampilan yang lebih dalam menganalisis wacana sosial
c)      Siswa mempunyai pengalaman belajar yang mumpuni dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya
d)     Pembelajaran berpusat pada siswa, sehingga memungkinkan siswa memahami materi secara utuh
Kelemahan Authentic Learning
a)      Pembelajaran Otentik cenderung hanya dapat dilakukan pada siswa yang memiliki taraf intelegensi diatas rata-rata sehingga pembelajaran berjalan secara aktif.
b)      Tidak semua materi pelajaran dapat menggunakan pembelajaran otentik, karena materi yang sesuai dengan pembelajaran otentik bersifat studi sosial.
c)      Memerlukan waktu, biaya, dan tenaga ektra dari siswa untuk melaksanakannya. [17]





PENUTUP
Dari pembahasan diatas, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1)      Student Centered Learning adalah sebuah sistem pembelajaran yang berusaha memusatkan subjek pembelajaran pada peran aktif siswa dalam memahami dan memperoleh pengetahuan.
2)      Beberapa pendekatan dalam Student Centered Learning, antara lain :
a)      Pembelajaran Kooperative (Cooperative Learning).
b)      Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Bassed Learning).
c)      Pembelajaran Aktif (Active Learning).
d)     Pembelajaran Inkuiri.
e)      Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB).
f)       Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).
g)      Pembelajaran Nyata (Authentic Learning).















 
DAFTAR PUSTAKA
Jensen, Eric. 2011. Brain-Bassed Learning (Pembelajaran Berbasis Otak). Jakarta : PT. Indeks Permata Puri Media.
Mustakim, Zaenal. 2009. Strategi dan Metode Pembelajaran Buku 2. Cetakan I. Pekalongan : STAIN Press.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Edisi I. Cetakan III. Jakarta: Kencana Prenada Media. 
Uno, Hamzah B dan Nurdin Mohamad. 2012. Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM. Cetakan II. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Yamin, Martinis. 2007. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Cetakan I. Jakarta : Gaung Persada Press.


[1] Zaenal Mustakim. Strategi dan Metode Pembelajaran Buku 2. Cetakan I. (Pekalongan : STAIN Press.2009), hlm 112-113.
[2]  Ibid, hlm 113-114.
[3] Ibid, hlm 115
[4] Ibid, hlm 115-122
[5] Ibid, hlm 123-127
[6] Ibid, hlm 127-129
[7] Ibid, hlm 129-132
[8] Ibid, hlm 134
[9] Ibid, hlm 132-133
[10] Ibid, hlm 134-136
[11] Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Edisi I. Cetakan III. (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), hlm 135-138.
[12] Ibid, hlm 143-146
·         [13] Hamzah B Uno dan Nurdin Mohamad. Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM. Cetakan II. (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2012), hlm. 79-95.
[14] Ibid, hlm 97-102.
[15] Eric Jensen. Brain-Bassed Learning (Pembelajaran Berbasis Otak). (Jakarta : PT. Indeks Permata Puri Media2011), hlm 194-195.
[16] Ibid, hlm 195-199

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan bagi yang berminat
Check this out and Comment this